MENDIDIK ANAK
OLEH : H. Muhammad Yahya Anjani
Bagi kebanyakan orang tua, tiga bulan terakhir ini merupakan waktu yang paling banyak menyita perhatian. Pasalnya, mereka harus memikirkan pendidikan anak – anaknya, sekaligus menyiapkan besaran biaya yang ternyata tidak murah. Untuk tingkatan sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas, sekarang sudah mulai belajar di sekolahnya masing – masing. Tetapi untuk pendidikan tinggi, mereka masih menunggu pengumuman, bahkan mungkin ada yang masih mencari – carisekolah mana yang kira – kira cocok. Segala daya da upaya telah ditempuh para orang tua untuk mendidik anak – anaknya, agar kelak menjadi generasi yang baik dan mulia.
Tetapi, perlu diingat bahwa pendidikan anak itu tidak begitu saja diserahkan kepada pihak sekolah atau perguruan tinggi. Orang tua tidak boleh melepas tanggung jawab. Soalnya, disamping system pendidikan di Negara kita yang masih belum mantap, pola pergaulan diantara mereka pun tampak mengkhawatirkan. Akibatnya, tak sedikit muncu kasus kekerasan antar pelajar, pergaulan bebas, narkoba, bahkan pembunuhan, seperti yang dihebohkan minggu – minggu ini disebuah perguruan tinggi terkenal di Negara kita.
Islam telah memberikan rambu – rambu yang sangat tegas. Firman Allah : “Hai orang – orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat – malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa – apa yang diperintahkan – Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(Q.S. At-Tahrim: 6) Ayat ini mengingatkan bahwa pendidikan anak merupakan tugas pemimpin keluarga. Mendidik anak adalah suatu kewajiban agama yang sama statusnya dengan shalat, shaum dan kewajiban- kewajiban agama yang lainnya. Bahkan mungkin lebih dari kewajiban- kewajiban itu. Shalat dan shaum masih ada yang status sunnah, tetapi mendidik anak tidak ada yang sunnah.
Kamanakah pendidikan anak itu dibawa? Pendidikan anak harus dibawa dan diarahkan pada jalan yang dapat menyelamatkan mereka dari api neraka (sebagaimana surat at-tahrim diatas). Maka, anak-anak harus dibekali dengan nilai-nilai agama, sehingga mereka mengerti hakikat kehidupan dan menyadari posisinya sebagai hamba Allah yang harus mengabdi kepada Sang Khalik. Untuk selanjutnya, bekali mereka dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehingga mereka menjadi orang kuat.Kuat dalam ilmu, fisik, materi, dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah Dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.(Q.S. An-nisa : 9)
Pendidikan anak menempati posisi yang sangat penting. Rasullah SAW.bersabda : “ Bahwa seseorang dari kalian mendidik anaknya, itu lebih baik baginya daripada ia bersedekah setiap hari setengah sha’ kepada orang-orang miskin”.(HR.Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi). Secara tidak langsung hadits ini menyiratkan bahwa kalau suatu keluarga ingin terbebas dari kemiskinan maka utamakan pendidikan,. Seseorang yang terdidik dan berketerampilan akan lebih berpeluang mendapat materi yang lebih banyak, atau menjadi orang kaya.Dengan kekayaan itu, maka ia akan lebih mudah menyantuni orang-orang miskin.
Sebenarnya, pemerintah kalau ingin mengentaskan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, tidaklah sulit.kuncinya, ya pendidikan itu. Idealnya, pendidikan berkualitas dengan biaya gratis, atau minimal murah. Dengan keberhasilan pendidikan itu, maka pola piker masyarakat akan berubah dengan sendirinya kearah yang positif. Mereka berpola hidup sehat, berpikir konstruktif dan berwawasan masa depan. Dengan itu insya Allah kita menjadiu bangsa yang maju dan berakhlak mulia.[]
Wallahu a’lam