Alkisah dahulu kala, ada dua orang yang kelaparan mendapat belas
kasih dari seorang yang bijak, yaitu sebuah stik pancing dan seember ikan yang
masih hidup. Ternyata salah satu dari mereka mengambil stik pancing dan yang
lain mengambil ember berisi ikan. Setelah itu, keduanya pun berpisah.
Yang mendapat ember berisi ikan cepat-cepat membuat api dan memasak semua ikan.
Ia menghabiskan ikan-ikan itu seorang diri. Anehnya, ia tak merasa nikmat saat
memakan ikan itu karena ia melahapnya dengan terburu-buru. Setelah beberapa
lama, ikan dalam embernya itu pun habis. Orang itu pun tinggal menunggu
kematian menjemputnya karena sekarang dia kembali kelaparan. Sementara itu,
orang yang mendapat stik pancing terus berusaha menahan rasa laparnya. Dengan
sisa tenaga yang dipunya, dia mencoba memancing ikan di laut tapi sia-sia.
Tenaganya habis dipakai, dan dia belum juga mendapat ikan untuk dimakan.
Keesokan harinya datang lagi dua orang yang juga kelaparan menghadap orang
bijak yang belas kasih itu. Mereka pun mendapat stik ikan dan ember berisi ikan
yang sama. Tetapi, mereka ini tidak saling berpisah, melainkan sama-sama
berjalan dan mencari ikan di laut. Setiap kali lapar, mereka hanya memasak
seekor ikan untuk berdua. Setelah melewati perjalanan jauh, akhirnya mereka tiba
di tepi laut. Mereka pun mulai menangkap ikan yang kemudian menjadi mata
pencaharian mereka. Beberapa tahun kemudian, mereka bisa membangun rumah dan
membina keluarga masing-masing. Hingga mereka punya anak dan perahu sendiri.
Hidup mereka penuh kebahagiaan.
Blogger yang luar biasa,
Dari kisah di atas, kita bisa belajar untuk
memanfaatkan sebaik mungkin kondisi "menyenangkan" yang kita miliki.
Menyenangkan di sini bisa berupa kesuksesan, kesehatan yang baik, atau
kekayaan. Jangan terpaku pada sukacita ini karena kita harus ingat bahwa
perubahan adalah sesuatu yang pasti di dunia ini. Ingatlah bahwa mungkin di
satu kesempatan kita bisa sukses, tapi ini bukan jaminan kita akan sukses
selamanya. Jika terlena, bisa-bisa kita malah jatuh lagi dengan kondisi yang
bahkan lebih buruk. Itulah kira-kira yang dialami dua orang pertama yang
mendapat stik pancing dan seember ikan.
sumber: andriewongso
Post a Comment